Wednesday, February 4, 2015

Telur Mata Sapi

Siapa sih yang ga suka telur mata sapi? Saya sukaaa sekaliii sama si telur ceplok ini.. Saya bisa kali tiap hari makan dengan lauk ini doang hehehe..
Bahan:
1. Telur 1 butir
2. Garam 1/3 sdt
3. Minyak 2 sdm
Langkah-langkah:
1. Panaskan minyak di atas wajan teflon
2. Pecahkan dan masukkan telur
3. Taburi garam secara merata
4. Diamkan hingga bagian bawah dan pinggir matang
5. Balik telur hingga sisi sebelahnya matang
6. Sajikan! :D
Asumsi
- Harga telur/kilogram = Rp 24.000,00
- 1 butir telur = 62,5 gram
- 1 sdt = 1/3 sdm
- 1 sdm garam = 10 gram
- Garam yang digunakan bermerk Dolphin 250 gram = Rp 1.700,00
- 1 sdm minyak goreng = 10 mililiter
- Minyak goreng yang digunakan dari merk Kunci Mas 225 ml seharga Rp 3.700,00
Perhitungan:
1. Telur= 62,5 gr / 1000 gr x Rp 24.000,00 = Rp 1.500,00
2. Garam= 1/3 x 1/3 x 10 gr / 250 gr x Rp 1.700,00 = Rp 7,56
3. Minyak = 2 x 10 ml / 225 ml x Rp 3.700,00 = Rp 328,89
Jumlah pengeluaran untuk sebuah telur mata sapi adalah Rp 1.836,45.
Harganya di warung? Tunggu updatenya besok! ;P

Thursday, January 22, 2015

Nasi Uduk

Hello.. kali ini saya mau bagi-bagi resep nasi uduk menggunakan rice cooker yang sempat saya coba kemarin beserta perhitungannya. Resep diambil dari youtube: ep2 GIMANATV bikin nasi uduk pake rice cooker. Saya tidak menggunakan penyedap rasa dan menyantapnya dengan telur dadar. :9

Untuk 3-5 porsi

Bahan:
1. Beras 3 cangkir @ 180 gram
2. Air 3 cangkir @ 250 ml
3. Santan cair 200ml
4. Serai 2 batang
5. Daun salam 3-4 lembar
6. Garam 1 sdm @ 10 gram

Langkah-langkah:
1. Cuci beras hingga bersih
2. Masukkan beras ke dalam rice cooker
3. Masukkan air hingga 1 ruas jari lebih tinggi dari beras
4. Masukkan santan lalu aduk hingga merata dengan beras
5. Masukkan serai, daun salam, dan garam
6. Aduk-aduk lalu tutup rice cooker dan tekan tombol 'cook'
7. Setelah 20 menit, buka tutup rice cooker dan aduk kembali
8. Tutup kembali rice cooker hingga nasi matang
9. Diamkan sebentar lalu hidangkan :D
10. Tambahkan lauk seperti telur dadar, abon, kering kentang, kering tempe, perkedel kentang, sambal goreng kentang, atau ayam goreng.

Asumsi:
- Beras yang digunakan berjenis Pandan Wangi = Rp 12.000,00/kilogram
- 1 porsi beras = 100 - 180 gram
- Air yang digunakan diambil dari merk Vit 1,5 liter = Rp 2.800,00
- Santan yang digunakan adalah santan cair instan Kara Sun 200 ml = Rp 6.900,00
- Seikat serai = 4 batang = Rp 1.000,00
- Seikat daun salam = 30 lembar = Rp 1.000,00
- Garam diambil dari Garam Dolphin 250 gram = Rp 1.700,00

Perhitungan:
1. Beras = 3 x 180 gr / 1000 gr x Rp 12.000,00 = Rp 6.480,00
2. Air = 3 x 250 ml / 1500 ml x Rp 2.800,00 = Rp 1.400,00
3. Santan = Rp 6.900,00
4. Serai = 2 / 4 x Rp 1.000,00 = Rp 500,00
5. Daun salam= 4 / 30 x Rp 1.000,00 = Rp 133,34
6. Garam = 10 gr / 250 gr x Rp 1.700 = Rp 68,00

Jumlah pengeluaran Rp 15.481,34.
Jumlah pengeluaran per porsi Rp 3.096,27 - Rp 5.160,45.

Selamat mencoba! :D

Thursday, January 15, 2015

Nasi dan Beras

Makanan pokok orang Indonesia yang paling umum adalah nasi. Makan apapun belum disebut makan kalo ga pake nasi *khas orang Indonesia banget*. Buat anak kost yang ga mau rugi, nasi adalah segalanya *lebay*. Biasanya tiap kali makan di warung dia akan mengambil nasi dalam porsi besar (bahkan berlebih) dengan lauk yang ga nyampe setengah porsi nasinya karena lauk-pauk lebih mahal harganya dibanding nasi. Ckckck, padahal kalo aja dia mau usaha masak nasi sendiri, dia bisa beli lauk lebih banyak dengan pengeluaran yang tetap atau bahkan lebih hemat.

Sekarang, harga nasi putih di warung-warung di Bandung rata-rata Rp 4.000 per porsi. Sedangkan beras curah paling mahal di pasar sekarang harganya Rp 12.000 per kilogram. Dimana porsi sekali makan tiap orang rata-rata 100 gram (rata-rata porsi warung) hingga 180 gram (1 gelas beras penuh) beras. Sehingga dari 1 kilogram beras cukup untuk 5-10 porsi dengan kisaran harga Rp 1.200 - Rp 2.400 per porsi. Sangat hemat bukan bila dibandingkan dengan beli nasi di warung? Untuk 3x makan nasi di warung saja kita sudah mengeluarkan Rp 12.000 yang dengan uang segitu seharusnya sudah bisa makan 10x dengan porsi yang sama atau 5x makan dengan porsi hampir 2x lipatnya.

Menurut pengamatan saya, varietas beras putih yang paling umum dijual di pasaran adalah beras Setra Ramos (IR 64), Pandan Wangi, dan Rojelele. Ada juga jenis lain seperti beras merah dan beras ketan. Nasi dari beras merah buat saya rasanya terlalu kering dan 'seret' di mulut, namun karena mengandung lebih banyak serat dari beras putih ia banyak direkomendasikan dalam program diet sehat. Lebih lanjut mengenai pro dan kontra diet dengan beras merah silakan cek:

Beras ketan lengket dan lebih susah dikunyah dari beras biasa sehingga kurang cocok sebagai panganan sehari-hari. Penjelasan mengenai jenis-jenis beras di pasaran termasuk sifat lengketnya secara lebih rinci dijelaskan di http://kartikawindya.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-beras.html?m=1.

Nah, karena hal-hal di atas saya tidak menyarankan kamu untuk membeli kedua jenis beras tersebut terlebih lagi karna harganya yang lebih mahal dari beras putih! Harga beras merah yang paling murah yang saya temui di Borma Dago adalah dari merk Prima seharga Rp 14.700,00/kg dan harga beras ketan paling murah juga dari merk yang sama seharga Rp 21.300,00. Gak cocok untuk anak kost yang mau berhemat haha.

Berdasarkan survei saya ke Pasar Simpang Dago beberapa hari lalu, beras putih curah yang paling bagus di Toko Sindang Sari 1 adalah beras Pandan Wangi seharga Rp 12.000,00 per kilogram dan beras Setra Ramos dengan harga Rp 10.600,00 dan Rp 11.200,00 per kilogram. Dua macam kualitas beras Setra Ramos ini menurut saya sih tidak terasa perbedaannya, rasanya sama-sama saja. Kalo di Borma Dago ga ada beras curah, yang ada beras bermerk yang sudah dikemas dalam plastik atau karung mulai dari berat 1 kg. Harganya pun beberapa ratus sampai beberapa ribu rupiah lebih mahal dari di pasar. Merk yang banyak dijual di Borma Dago saat ini yaitu Prima, Budi Asih, dan Riso. Beras organik Ciherang juga dijual disini.

Sekarang mari kita jabarkan harga porsi nasi berdasarkan jenis beras di Pasar Simpang dan harga nasi di warung.

Harga beras Pandan Wangi/kg: Rp 12.000,00
Jumlah porsi/kg: 5-10 @100-180 gram
Harga per porsi: Rp 1.200,00 - Rp 2.400,00

Harga beras Setra Ramos I/kg: Rp 11.200,00
Jumlah porsi/kg: 5-10 @100-180 gram
Harga per porsi: Rp 1.120,00 - Rp 2.240,00

Harga beras Setra Ramos II/kg: Rp 10.600,00
Jumlah porsi/kg: 5-10 @100-180 gram
Harga per porsi: Rp 1.060,00 - Rp 2.120,00

Harga nasi di warung/porsi: Rp 4.000,00

Jadi, kamu pilih menanak nasi sendiri atau beli di luar? Kalo udah yakin mau bikin sendiri coba klik http://nyata.co.id/rekarasa/trik-memasak-beras/ untuk belajar macam-macam teknik memasaknya! ;)

Monday, January 27, 2014

Investasi Perlengkapan Memasak

Sebelum mulai masak-masak hemat, kita harus tau dulu alat apa aja yang dibutuhin untuk memasak dan menyimpan bahan makanan. Beruntunglah kamu yang kostnya sudah ada fasilitas dapur bersama dengan peralatan yang cukup lengkap. Berikut adalah peralatan masak dan makan yang paling esensial versi Koki Pelit:
1. Rice cooker antilengket - alat masak paling serba bisa: merebus, menggoreng, memanggang, dan mengukus all in one package! Manfaat yang paling signifikan dari keberadaan rice cooker adalah penghematan uang beli nasi di warung yang umumnya sekarang harganya Rp 3.000,00 per porsi.

Saya sendiri punya rice cooker baru dalam hitungan hari lho! Dan saya akui pembelian rice cooker ini memang agak terburu-buru karena ga pake survei harga di toko lain duluu, langsung main beli aja di Borma, tapi insyaAllah investasi rice cooker ga akan bikin rugi. Berdasarkan hasil browsing internet, ada 3 merk rice cooker yang paling umum dipakai dan disukai ibu-ibu rumah tangga: Yong Ma, Miyako, dan Cosmos. 

Setelah saya cek di Borma, kebanyakan rice cooker yang dijual berukuran keluarga, 1 L ke atas. Kalau untuk anak kost yang tinggal sendiri kan ga butuh gede-gede, jadilah saya langsung melirik ke ukuran yang terkecil yaitu 0,6 L - 0,8 L yang semuanya rice cooker antilengket. Yang ukuran 0,6 L hanya ada dari merk Cosmos; 0,7 L dari merk Magic Com; dan 0,8 L dari Kirin dan Cosmos. Sejauh pengamatan saya selama ini, rice cooker Cosmos 0,6 L adalah yang paling banyak digunakan mahasiswa. Namun setelah melihat harganya, kok yang 0,6 L lebih mahal dibanding yang 0,8 L? Padahal saya lihat spesifikasinya sama saja, cuma beda kapasitas tok. Yang 0,6 L harganya Rp 281.800,00 dan yang 0,8 L Rp 261.500,00. (*edited* info tambahan: ternyata harga rice cooker Cosmos 0,6 L di Pasar Simpang harganya cuma Rp 210.000,00!! xD). Akhirnya tanpa panjang lebar langsung saya beli si Cosmos Jar Mini Cooker CRJ-107 0,8 L yang tinggal satu-satunya dan lagi mejeng di display. Harga lebih murah, kapasitas lebih besar, dan kalo bikin kue ukurannya juga bisa lebih besar! Bisa bagi-bagi makanan ke teman-teman :D. Ini dia penampakannya:

Cosmos Jar Mini Cooker CRJ-107

Oiya, katanya rice cooker antilengket ini bisa berdampak buruk pada kesehatan kalau pancinya dipanaskan terlalu tinggi, tergores atau lapisan antilengketnya termakan. Lapisan antilengketnya ini mengandung karsinogen yang dapat menyebabkan kanker *lindungi saya dari segala macam penyakit ya Tuhan*. Namun sekarang sudah ada yang inovasi baru yaitu pancinya dilapisi "harmond", nasi akan jadi sedikit lebih lengket dari panci antilengket biasa tetapi aman dari ancaman zat berbahaya. Tentunya harganya lebih mahal dari rice cooker antilengket biasa.

Tips membeli rice cooker untuk anak kost:

Kalo udah punya rice cooker, no.2 dan 3 bisa dilewat lho kalo mau mah.

2. Kompor - kalo mau bisa menggoreng lebih cepat dibanding dengan pake rice cooker.

Buat saya kompor ini lebih penting dari rice cooker (karena sudah saya pakai lebih lama dari si rice cooker dan digunakan untuk memasak lauk sehingga menghemat pembelian lauk-pauk di luar yang lebih mahal dari harga nasi). Saya selalu menggoreng dengan kompor gas. Saya belum pernah menggunakan rice cooker saya untuk menggoreng karena selain akan memakan waktu lebih lama dari memasak di kompor, saya takut akan menggores panci antilengketnya yang mengandung zat beracun itu. Berhubung di kost saya sudah tersedia kompor beserta gasnya secara cuma-cuma, saya gak perlu keluar duit untuk mendapatkannya hihi.

Kalau yang di kostnya gak ada dapur, beli aja kompor gas kecil yang bisa dibawa-bawa alias kompor portable. Mungkin harganya mirip-mirip harga rice cooker ya. Harga refill gas kalengnya (1 kg) jaman dulu Rp 10.000,00 jadi mungkin sekarang udah Rp 15.000-an. Waktu pemakaian tiap kaleng gasnya antara 2-4 jam (abis nyontek: http://tokoone.com/gas-kaleng-kompor-gas-kaleng-portable/).

Kompor gas portable

Ada juga yang namanya kompor induksi yaitu kompor yang sumber panasnya dari listrik, bukan api dari gas. Saya sih belum pernah coba. Denger-denger ada yang bilang kalo kompor jenis ini lama panasnya. Berikut adalah artikel yang saya temui mengenai perbandingan keekonomisan kompor gas dengan kompor listrik: http://kelebihankomporinduksi.blogspot.com/2012/06/kelebihan-kompor-induksi-memasak-jadi.html.

Kompor induksi merk Phillips


3. Wajan dan panci - pasangannya kompor gas.

Dalam membeli wajan dan panci kita harus menentukan: 1) bentuk, 2) ukuran, dan 3) materialnya. Wajan dan panci itu macem-macem materialnya; ada yang dari alumunium, stainless steel, carbon steel, non-stick (Teflon dan Xylan). Sebelum membeli, baca dulu http://www.foodservicewarehouse.com/education/how-to-buy-a-wok/c27570.aspx.

4. Sutil

Penggunaan sutil disesuaikan dengan penggorengan dan masakan. Sutil ada yang terbuat dari kayu, stainless steel, dan teflon.

5. Pisau dan gunting

Pilih yang berbahan baja atau stainless steel yang tahan karat.

6. Piring tahan panas

Beli piring yang sekalian bisa buat mengukus atau memanggang, tetap aman digunakan walau terpapar panas tinggi.

7. Sendok-garpu tahan panas

Sendok-garpu stainless steel paling kuat, awet, dan mudah dicari.

8. Talenan

Penting sebagai alas yang 'dikorbankan' untuk potong-memotong bahan makanan.

Baca http://tokopastri.com/blog/kita-mengenal-peralatan-dapur-yuk untuk mengenal peralatan dapur lebih jauh. Baca http://rewinnita.wordpress.com/2013/08/16/tips-memasak-di-kamar-kos/ juga untuk tips memasak di kamar kost dengan rapi dan bersih, apik sekali (bukan saya banget) XD.

Tempat penyimpanan bahan makanan esensial:
1. Kulkas - mahal tapi penting.

Lagi-lagi saya beruntung tinggal di kost yang sudah disediakan kulkas bersama, ga kuat euy kalo beli sendiri. Kalo kamu ga punya kulkas, jangan beli bahan makanan yang cepat busuk/basi, atau kalau beli yang ga tahan lama gitu langsung diolah jadi makanan aja ya! Tapi saya saranin kamu patungan sama temen kost kamu untuk beli kulkas yang kecil aja minimal hoho.

Ketika Makan Butuh Perhitungan

Hei anak kost!
Hal apa sih yang paling menguras dompet kamu tiap bulannya? Kalo saya dulu sih: bayar kost, transportasi, dan makan! Tapi dari beberapa bulan belakangan ini, hal yang terakhir itu gak masuk nominasi lagi hihi. Kok bisa? Ya makan hemat dongg~ ;)

Makan hemat identik banget sama kehidupan anak kost, terutama mahasiswa. Anak kost jenis ini biasanya bergantung pada uang kiriman dari orangtua/saudara atau beasiswa, tapi ada juga lho yang dari hasil bekerja sendiri! *salut*. Ada yang dikirim berlebih dan banyak yang pas-pasan. Tapi kayaknya makin kesini mahasiswa terlihat makin 'mampu' yaa. Mahasiswa yang uang bulanannya pas-pasan biasanya paling ahli dalam mengatur keuangan untuk segala keperluannya. Biasanya lagi, mahasiswa yang berhemat akan masak sendiri dan jarang makan mahal di luar. 

Waktu saya mahasiswa, saya gak pernah mikirin pengeluaran bulanan, apalagi menghemat makan. Saya selalu makan di luar, namun untungnya saya memang bukan orang yang sering makan yang mahal-mahal, dan uang bulanan saya alhamdulillah cukup jadi saya merasa ga perlu mikirin uang. Saya tergolong anak manja lah untuk ukuran anak kost waktu itu, apa-apa instan, ga punya skill anak kost sejati, haha. 

Sekarang saya memang sudah bukan mahasiswa, tapi baru beberapa bulan belakangan ini saya mulai belajar masak dan mempraktekkan makan hemat ala anak kost. Gak ada kata telat kan untuk belajar? :). Setelah bekerja dan punya penghasilan sendiri, sekarang saya jadi sangat perhitungan haha *memang pelit dari sananya* :P. Hal ini sangat berkebalikan dengan beberapa orang. Berdasarkan pengamatan saya, setelah bekerja dan mendapatkan uang bulanan lebih banyak dari saat di bangku kuliah dan terhitung lumayan untuk ukuran fresh graduate yang bekerja di Bandung, banyak dari mereka yang jadi merasa 'berlebih' dan membelanjakan penghasilannya semaksimal mungkin, namun sayangnya sebagian besar untuk gaya hidup yang kurang bermanfaat. Mirisnya, di umur mendekati pertengahan 20-an, dengan uang sebanyak itu dan lifestyle yang selangit, ada yang masih gak bisa menyisihkan untuk ditabung sedikit pun, ada juga yang masih minta uang ke orangtua untuk bayar kost dan hal lainnya. Saya juga masih sih, tagihan hape bulanan yang pake nomor bapak, hehe *digeplak*. Tapi selebihnya engga kok :P.

Menurut saya, di umur-umur segini kita harus sudah bisa mengatur keuangan pribadi sedemikian rupa sehingga punya back up finansial untuk rencana masa depan yang makin serius *ngomong sama diri sendiri*. Dengan demikian, perhitungan dalam membelanjakan uang sangatlah penting! Hohoho *tertawa pelit* :P. Sebenarnya saya sendiri juga masih belum handal dalam manajemen keuangan, pengeluaran bulanan masih sering overbudget akibat kalap kalo lagi ingin sesuatu yang sebenernya gak perlu-perlu banget, hehe. Mau menghemat makan segimana juga, kalo belanja yang lainnya ga dipikir ya tetep aja boros pada akhirnya. Tiap akan belanja, tanya ke diri kamu sendiri: 1) Beli ini untuk apa? Butuh untuk sehat/berkembang/pamer doang? Kalo jawabannya negatif mending langsung diskip; 2) Barang itu bakal ngasih manfaat apa?; 3) Apakah harga segini pantas untuk manfaat itu? Bakal nyesel gak nanti?; setidaknya itu yang ada di pikiran saya akhir-akhir ini karena saya lagi gencar-gencarnya belanja bulan ini *curcol*. Pokoknya spend wisely ya teman-teman!

Begitulah kurang lebihnya pandangan dan pengalaman Koki Pelit terhadap anak kost dan konsumerisme saat ini. Blog ini ditujukan untuk para perantau terutama para pelajar, mahasiswa, dan pegawai, khususnya yang tinggal di kost/asrama di Bandung, jauh dari rumah dan ingin menghemat uang makan. Blog akan berisi resep-resep sederhana yang telah teruji beserta dengan perhitungan harga bahannya sebagai bahan perbandingan harga makanan di luar dengan masakan sendiri plus bonus info-info yang berkaitan dan curcol pengalaman saya juga gapapa yaaa. Semoga bermanfaat! :D

*Catatan:
  • Bahan makanan dibeli dari Borma Dago dan Pasar Simpang, Bandung.
  • Harga bahan makanan dapat berubah sewaktu-waktu.